...counting...

Thursday, December 6, 2012

Sergapan Rasa Memiliki

Bismillahirrahmanirrahim

Kutipan salah satu bab di dalam buku Jalan Cinta Para Pejuang. (Salim A. Fiilah)


"..milik nggendhong lali.."
"rasa memiliki membawa kelalaian"
-peribahasa Jawa-

Salman Al Farisi memang sudah waktunya menikah. Seorang wanita Anshar yang dikenalnya sebagai wanita mukminah lagi shalihah juga telah mengambil tempat di hatinya. Tentu saja bukan sebagai kekasih. Tetapi sebagai sebuah pilihan dan pilahan yang dirasa tepat. Pilihan menurut akal sehat. Dan pilahan menurut perasaan yang halus, juga ruh yang suci.


Tapi bagaimanapun, ia merasa asing di sini. Madinah bukanlah tempat kelahirannya. Madinah bukanlah tempatnya tumbuh dewasa. Madinah memiliki adat, rasa bahasa, dan rupa-rupa yang belum begitu dikenalnya. Ia berfikir, melamar seorang gadis pribumi tentu menjadi sebuah urusan yang pelik bagi seorang pendatang. Harus ada seorang yang akrab dengan tradisi Madinah berbicara untuknya dalam khithbah. Maka disampaikannyalah gelegak hati itu kepada shahabat Anshar yang dipersaudarakan dengannya, Abud Darda’.

”Subhanallaah.. wal hamdulillaah..”, girang Abud Darda’ mendengarnya. Mereka tersenyum bahagia dan berpelukan. Maka setelah persiapan dirasa cukup, beriringanlah kedua shahabat itu menuju sebuah rumah di penjuru tengah kota Madinah. Rumah dari seorang wanita yang shalihah lagi bertaqwa.

”Saya adalah Abud Darda’, dan ini adalah saudara saya Salman seorang Persia. Allah telah memuliakannya dengan Islam dan dia juga telah memuliakan Islam dengan amal dan jihadnya. Dia memiliki kedudukan yang utama di sisi Rasulullah Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam, sampai-sampai beliau menyebutnya sebagai ahli bait-nya. Saya datang untuk mewakili saudara saya ini melamar putri Anda untuk dipersuntingnya.”, fasih Abud Darda’ bicara dalam logat Bani Najjar yang paling murni.

”Adalah kehormatan bagi kami”, ucap tuan rumah, ”Menerima Anda berdua, shahabat Rasulullah yang mulia. Dan adalah kehormatan bagi keluarga ini bermenantukan seorang shahabat Rasulullah yang utama. Akan tetapi hak jawab ini sepenuhnya saya serahkan pada puteri kami.” Tuan rumah memberi isyarat ke arah hijab yang di belakangnya sang puteri menanti dengan segala debar hati.

”Maafkan kami atas keterusterangan ini”, kata suara lembut itu. Ternyata sang ibu yang bicara mewakili puterinya. ”Tetapi karena Anda berdua yang datang, maka dengan mengharap ridha Allah saya menjawab bahwa puteri kami menolak pinangan Salman. Namun jika Abud Darda’ kemudian juga memiliki urusan yang sama, maka puteri kami telah menyiapkan jawaban mengiyakan.”

Jelas sudah. Keterusterangan yang mengejutkan, ironis, sekaligus indah. Sang puteri lebih tertarik kepada pengantar daripada pelamarnya! Itu mengejutkan dan ironis. Tapi saya juga mengatakan indah karena satu alasan; reaksi Salman. Bayangkan sebuah perasaan, di mana cinta dan persaudaraan bergejolak berebut tempat dalam hati. Bayangkan sebentuk malu yang membuncah dan bertemu dengan gelombang kesadaran; bahwa dia memang belum punya hak apapun atas orang yang dicintainya. Mari kita dengar ia bicara.

”Allahu Akbar!”, seru Salman, ”Semua mahar dan nafkah yang kupersiapkan ini akan aku serahkan pada Abud Darda’, dan aku akan menjadi saksi pernikahan kalian!”
♥♥♥

Cinta tak harus memiliki. Dan sejatinya kita memang tak pernah memiliki apapun dalam kehidupan ini. Salman mengajarkan kita untuk meraih kesadaran tinggi itu di tengah perasaan yang berkecamuk rumit; malu, kecewa, sedih, merasa salah memilih pengantar –untuk tidak mengatakan ’merasa dikhianati’-, merasa berada di tempat yang keliru, di negeri yang salah, dan seterusnya. Ini tak mudah. Dan kita yang sering merasa memiliki orang yang kita cintai, mari belajar pada Salman. Tentang sebuah kesadaran yang kadang harus kita munculkan dalam situasi yang tak mudah.
 
Sergapan rasa memiliki terkadang sangat memabukkan..

Rasa memiliki seringkali membawa kelalaian. Kata orang Jawa, ”Milik nggendhong lali”. Maka menjadi seorang manusia yang hakikatnya hamba adalah belajar untuk menikmati sesuatu yang bukan milik kita, sekaligus mempertahankan kesadaran bahwa kita hanya dipinjami. Inilah sulitnya. Tak seperti seorang tukang parkir yang hanya dititipi, kita diberi bekal oleh Allah untuk mengayakan nilai guna karuniaNya. Maka rasa memiliki kadang menjadi sulit ditepis..

.............................................................................................................................................

"Engkau pasti tau" katanya.
 
Saya hanya bisa meraba dan menduga. bahwa agar terasa bagi sesama, dalam dekapan ukhuwah kita harus belajar menghadirkan rasa terbaik kita. bukan gemerlap cahaya. bahwa dalam dekapan ukhuwah yang berharga adalah apa yang bisa kita nikmati bersama, bukan sesuatu yang secara egois kita sesap sendiri. maka untuk meraihnya kita telah diajari menelusur beberapa butir pokok:

1. dalam dekapan ukhuwah, iman kita diukur dengan mutu hubungan yang kita jalin.
2. seiring itu, sebuah hubungan dalam dekapan ukhuwah harus didasarkan pada iman.
3. bahwa baik iman maupun ukhuwah bukanlah hal yang semula jadi dan bisa muncul sendiri.

"dan belajarlah untuk mengetahui bahwa engkau tahu" katanya lagi...

Dalam dekapan ukhuwah ini,
Aku mencintai kalian saudara-saudaraku karena Allah. 

May Allah bless..






Thursday, November 8, 2012

Sebab dia adalah sahabat

Bismillahirrahmanirrahim..


Saat ini rindu menemani hati,, teringat pelbagai memori-memori lalu...
rindu pada Allah, pada keluarga, pada dia yang sudah lama tidak kutemu, dan pada sahabat-sahabat perjuangan. 

Banyak yang berubah kala ini, dan banyak yang kurasakan ku perlu tangkas untuk mengikuti rentak perubahan ini. Kekangan waktu dirasakan semakin menghimpit. Saat-saat seorang daie,pelajar dan sahabat diuji. Maafkanku sahabat andai kesibukan ini menjarakkan kita untuk seketika.

Dan sungguh indah bila kupandang di sisi, senyuman dan semangat dari sahabat menemani dan menguatkan langkahan ini. Terima kasih sahabat!

Ketika melayari laman muka buku, kutertarik dengan status seorang teman-

 Adakah iman kita yang robek saat Ukhuwwah ini diuji? muhasabah... 

ketika kubaca firman-Nya, “sungguh tiap mukmin bersaudara”
aku merasa, kadang ukhuwah tak perlu di risaukan
tak perlu, karena ia hanyalah akibat dari iman

aku ingat pertemuan pertama kita
dalam dua detik, dua detik saja
aku telah merasakan perkenalan, bahkan kesepakatan
itulah ruh-ruh kita yang saling sapa, berpeluk mesra
dengan iman yang menyala, mereka telah mufakat
meski lisan belum saling sebut nama, dan tangan belum berjabat

ya, kubaca lagi firman-Nya, “Sungguh tiap mukmin bersaudara”
aku makin tahu, persaudaraan tak perlu dirisaukan
karena saat ikatan melemah, saat keakraban kita merapuh
saat salam terasa menyakitkan, saat kebersamaan serasa siksaan
saat pemberian bagai bara api, saat kebaikan justru melukai

aku tahu, yang rombeng bukan ukhuwah kita
hanya iman-iman kita yang sedang sakit, atau mengerdil
mungkin dua – duanya, mungkin kau saja,
tentulah terlebih sering imankulah yang compang – camping

kubaca firman persaudaraan
dan aku makin tahu, mengapa di kala lain diancamkan;
‘para kekasih pada hari itu, sebagian menjadi musuh sebagian yang lain…
kecuali orang – orang yang bertaqwa”

( Salim A Fillah)
~Ku baca Firman Persaudaraan~



Diatas manisnya ukhuwwah yang kurasakan, izinkan ku berkongsi sebuah puisi,, (tak ingat ambil dr mana ^^)


Sebab Dia Adalah Sahabat.

Dia adalah yang Allah beri kepadaku,
walau yang mencarinya adalah aku,
maka dia adalah hadiah,
mustahil sekadar dilempar begitu.

Biarlah dia berbicara hanya sedikit,
Biarlah dia berjauhan,
Biarlah kadangkala ada salah sangkaan,
Biarlah ada waktu dia melukakan,

Sebab dia adalah sahabat,
maka aku tidak pernah menghiraukan.

Mengira bahagia-bahagia yang wujud bila dia ada di sisi,
itu sahaja sudah melebihi dunia dan segala isi.

Kalau dia tiba-tiba menyimpang,
aku adalah yang akan menghulurkan tangan dan tidak berjauhan,
Kalau aku adalah yang tersungkur,
aku akan segera bangkit agar dia tidak kususahkan.

Sebab dia adalah sahabat,
dan aku tahu sahabatku adalah manusia,
maka aku hormati kekurangan yang ada,
dan aku besar-besarkan kelebihannya,

Hanya iman yang mampu melestari hubungan ini,
mengekstensi hingga ke syurga nanti.
Sebab dia adalah sahabat,
mustahil aku mahu berada di syurga tanpa dia di sisi.


~ ku doakan kesejahteraanmu walau dimana kau berada,, Ya Allah, lindungilah Ukhuwwah antara kami.. Jangan Kau pisahkan kami kerna dosa-dosa kami yang lalu..


Thursday, August 2, 2012

The key of happiness

Bismillahirrahmanirrahim..


Alhamadulillah praise be only to Allah. Up till today, I am able to be here, in the dunya in order to worship only to Him, my Lord, my Love, Allah. To enable me taking the breath freely, and for giving me a lot of gifts to make my life complete. I really thank to Allah for everything He gives me. I can't do anything but to thank Allah by using all His gifts in the right way and be beneficial to other mankind.


It's already 12 days Ramadhan passing by. And Alhamdulillah, today I am able to be in 13 ramadhan. I'm so glad to have the opportunity to be in this blessed month until today. Allah loves me, thus give this reward for me to grab the chances in it fully. Subhanallah. Now it is me either to use the gift efficiently and effectively or just let it moves with nothing. One thing I do to make my Ramadhan interesting is by filling up the mutabaah form. By doing that, I can keep doing good deeds for everyday and add up another deed on my own.


increase your hammasah!


seeking knowledge is endless

--------------------------------------------

Perkongsian didalam usrah, dan moga bermanfaat pada semua..

Yahya bin Mu’adz ar-Razi pernah memberikan nasihat tentang kunci sukses dan bahagia. “Sungguh beruntung,” kata Ar-Razi, “orang yang meninggalkan harta sebelum harta meninggalkannya, membangun kuburan sebelum ia memasukinya, dan memcari ridha Tuhannya sebelum ia menemuiNya.”

Nasihat Ar-Razi ini begitu dalam, dan patut menjadi bahan renungan untuk mengevaluasi langkah-langkah kita selama ini. Mulai dari tujuan akhir. Yakni sukses dan bahagia yang hakiki. Sukses sebagai hambaNya yang berujung surga, bahagia selamanya berada di tempat kembali yang sangat mulia. Dan karena kebahagiaan itulah yang hakiki, ia pun mulai terasa sejak di dunia ini.


1- Meninggalkan harta sebelum harta meninggalkan kita

Ertinya bukanlah menjauhi harta atau tidak berusaha untuk kaya. Bukan, bukan demikian. Namun maknanya adalah zuhud; meletakkan harta di tangan, bukan membiarkannya berkuasa di hati. Mendapatkan harta, lalu memanfaatkannya untuk beribadah, berinfaq, berjihad dan berdakwah.

Meninggalkan harta sebelum harta meninggalkan kita, ertinya kita membelanjakan harta di jalan Allah sebelum harta itu lenyap dari kita. Apa yang kita infakkan itulah sebenarnya harta kita. Seberapa harta yang kita salurkan untuk amal kebajikan dan membantu sesama, itulah nilai kemanfaatan harta kita. Maka dalam Islam, tidaklah penting seberapa orang itu kaya, tetapi yang penting adalah seberapa besar kemanfaatan kekayaannya untuk Islam. Makanya ada sahabat yang kaya dan ada sahabat yang tidak punya. Allah tak pernah mencela keduanya.


Terdapat hubungan yang positif antara memberi/berbagi dengan perasaan bahagia. Penelitian menunjukkan hal itu. Sungguh sebuah khabar gembira di dunia sebelum sukses dan bahagia abadi di akhirat nanti.

 


2- Membangun kubur sebelum memasukinya
Manusia pernah hidup di alam rahim selama sekitar Sembilan bulan. Lalu rata-rata orang hidup di alam dunia selama sekitar 60 tahun. Setelah itu ia berada di alam kubur. Lamanya bisa bermacam-macam, terbentang sejak kematiannya hingga kiamat tiba. Mereka yang meninggal pada tahun 1012, misalnya. Bererti telah menghuni alam kubur selama 1000 tahun.

Alam kubur yang demikian panjang masanya haruslah disiapkan bekal sejak dini di dunia. Itulah makna membangun kubur sebelum memasukinya.
Menyiapkan bekal untuk perjalanan yang sangat lama. Bekalnya tak lain adalah ketaatan dan amal salih.

Saat seseorang menyiapkan diri membangun kubur dengan ibadah dan kebaikan, ia telah sedar bahawa ke sana ia menuju; cepat atau lambat. Ia yakin bila saja Allah boleh memanggil dan karananya ia siap. Kesiapan menghadapi kematian membuat orang merasa ringan menghadapi ujian dan rintangan dalam kehidupan. Ini karena, apapun yang dihadapi dalam hidup ini –ujian, sakit, cubaan, musibah- ia tak lebih hebat dari kematian yang telah bisa disadarinya. Maka orang yang menyiapkan kubur, ia tak mudah stress, tak mudah tertekan, tak mudah depresi. Sebaliknya, ia lebih mudah untuk bahagia.


3- Mencari ridha Tuhannya sebelum menemuiNya

Segala aktiviti dan pilihan hidup yang dijalani seseorang yang telah memegang kunci ini akan selalu diorientasikan pada keridhaan Ilahi. Apa yang ia jalani, apa yang ia alami, senantiasa dievaluasi dengan pertanyaan: “Apakah Allah meridhai ini?”

Dengan orientasi ridha Ilahi, seseorang tak lagi disibukkan dengan berbagai penilaian orang yang bermacam-macam. Yang penting Allah ridha, yang penting ia berada di jalan yang benar. Biarlah satu dua orang tak suka. Ia takkan dipusingkan dengan cela atu puji, apalagi sekedar menuruti gengsi. Dengan demikian hati lebih damai, hidupnya lebih bahagia.



so true~~


"O Allah, do not make the world our biggest concern"


...Teruskan mujahadah dan muhasabah...
May Allah Bless







Tuesday, July 24, 2012

Momento Ramadhan..

Bismillahirrahmanirrahim...

Alhamdulillah,, sudah menjelang hari ke-4 berada dalam bulan Ramadhan yang penuh barakah ini... Bagaimana dengan amalan-amalan kalian? Ada tak tertinggal solat sunat tarawih? Bagaimana dengan tilawah Al-Qur'an? Sadaqah dan lain-lain? Semoga terus istiqamah mengutip ganjaran-ganjaran mutiara yang Allah tawarkan buat orang-orang yang beriman melalui bulan yang penuh dengan rahmah dan maghfirah Nya.. Sangat rugi bagi orang-orang yang beriman jika tidak memanfaatkan ramadhan ini dengan semaksima mungkin.. Siapa tahu ini Ramadhan terakhir buat kita, bukan?


Alhamdulillah,, Allah beri kesempatan untuk sambut satu ramadhan di rumah... 


-------------------------------------------------------------

*Kisah 1*

Ada satu malam sebelum adik bongsu saya masuk tidur, dia minta ummi bercerita. Malam sebelumnya dia minta saya baca buku "Pada zaman dahulu". Memang dah jadi kebiasaan dia mendengar sebuah cerita sebelum pejamkan mata. Kami panggil dia 'adik' memandangkan dia yang bongsu. Ummi bercerita tentang kisah di zaman nabi Muhammad s.a.w. Dan saya terdengar bicara adik dengan ummi malam tu..

Ummi: Zaman Rasulullah dulu tak ada pun kereta kalau sahabat-sahabat nabi hendak pergi ke suatu tempat.
Adik: Habis dia naik apa? 
Ummi: Sahabat nabi naik unta, ada yang pergi berjalan kaki membawa kambing.... bla... bla...
Adik: Tak ada yang naik ayam ke??
Ummi: Ada ke orang boleh naik ayam ?

Saya yang terdengar tertawa dalam hati.. hehe.. dalam fikiran terbayang imaginasi manusia naik ayam, ayam yang terbang bila dikejar manusia dan macam2 lagi. Macam mana adik boleh terfikir manusia naik ayam? Mungkin adik dah mamai masa dia cakap dengan ummi. Dan saya? Saya sambung ketawa sorang2 dalam bilik..


*Kisah 2* 

Pada pagi 1 Ramadhan, ayah tanya farhan ( adik second last)...

Ayah: Aan dah makan belum?
Aan: Dah..
Ayah: Aan makan apa?
Aan: Nasi... bla... bla...
Ayah: dah 'sahuq' ke?
Aan: .haa?? ( tengok ayah)...
Ayah: Aan dah 'sahuq' ke?
Aan: *_* (dia diam tanpa jawapan)

Saya yang melihat sekali lagi tersenyum dan menyembunyikan tawa. Ayah saja nak test Aan @_@

Saya: Ayah, tak baiklah. Sian Aan.. Aan, 'sahuq' tu sahur la..

Dan ayah hanya tersenyum..


*Kisah 3*

Dua adik yang masih belajar di tadika- sorang sedang belajar berpuasa, sorang lagi kadang2 mampu menguji kesabaran abangnya yang sedang belajar berpuasa. Dan dia akan tetap makan walaupun dah cakap, "Adik, kan sekarang ni Ramadhan,, jadi kena puasa,, tak boleh makan....bla.. bla..". Dan at last, dia tetap akan makan juga.. Saya selalunya akan jadi geram. huhu sabar2.  Takpe,, pelan2 insyaAllah.. :)

Dan moment yang paling lawak, bila adik nak makan dia akan cakap, " Ummi, adik nak makan ye..." atau "Abang Aan, jangan tengok adik nak makan" Nanti Aan mesti buat muka sedih atau dia diam je. Memang menguji betul adik sorang ni. 

-----------------------------------------------------


Sekadar ingin mengabadikan rentetan kenangan Ramadhan bersama adik2 yang sedang belajar berpuasa.

banyakkan doa,, iAllah makbul.

4 Ramadhan

May Allah Bless

Tuesday, July 17, 2012

Pretending is better than hurting?



Someone once whispered to me:


 "Pretending is better than hurting"


I turned up my face, looking into her eyes. "Why did you say like that, huh? Is somethings happen?"


please, do something!


Then, she told me a story of her life, her experiences to be precise.. Her story, full of sadness, happiness, disappointment and motivation. I listened carefully without interrupting her words.. I didn't get surprised with everything she just said, and the first 'wisdom' earlier from her mouth. I'm pity her, and I don't wish to have the same stories like her. But I do try, be in her shoes.


you're not okay, right?




I'm looking deeply to her face, grab both of her hand, hoping that I can supply some strength, then, I put my hand around her neck and give a hug, and say: "Please, don't get hurt again. Stop pretending not to see anything. Because for me, when I'm pretending, I will become more hurting. My wound inside my heart will become deeper and I'm afraid that I cannot help myself to start hating. I don't want the love you synergized yesterday end up with the hatred tomorrow."


sharing is really helpful,, why don't you try?


Both of us keep silence. I only heard the wind blows slowly, without any song from the birds. Suddenly, I heard the crying. I know it hers. I can feel the burden she had for a while. I cannot imagined how if it is me. Can I be like her, become so strong? And smile even if she is hurting so much? My eyes now is watering so bad, and not a second passes, the tears just falling slowly.. Then we cried together. She has been sooo strong and be patient for the time being and for sure, for a long time I guess. Let her let go all those bad feeling, disappointed, and distress before.


Try to be like her. No matter how much she feel so bad about her problems or feelings, she just be patient and put trust to Allah. She always pray that because Allah always knows what's better for her, lets Allah's plan her everyday.. She just wanna smile, don't wanna burdening others, and make everyone surround her happy. As long as it is all about happiness, she can take it..


Sayonara!

Don't make me falling into that kind of emotion for the second time!
I'm afraid I can't stay still. It's very bad when hurting, feels like the heart is going to burst out.


 -------------------------------------------------------------------------------------------------------


What is this post all about?
Hmm, please make your own assumption, and don't ask me. I will not say anything.
This is a true story,, so to all readers, don't hurt yourself by pretending, okay?



...May Allah Bless...


Thursday, July 12, 2012

Pesan Ayah...

Bismillahirrahmanirrahim...

I'm trying hard to I.S.T.I.Q.A.M.A.H. I will always try insya Allah.. :D

~ bertatih untuk istiqamah ~

Dah hampir tiga bulan,, dan tuan blog menyepi dari arena penulisan disini.. rindu membuak-buak untuk menulis, dan Allah lebih tahu why I ended up without leaving any footstep here.. hehe :) bila sign in untuk meng-update, baru notice that the feature of the blog have been change,, rasa x familiar.. tapi nampak lebih ringkas dan tersusun iAllah.. iAllah getting used with this..


Saya selak planner, perhati apa yang akan saya buat untuk minggu ini.. Alhamdulillah tak sesibuk minggu lalu.. minggu lalu banyak sangat urusan yang dilaksanakan.. yang menagih masa dan pengorbanan dari saya. Dan tipu kalau saya katakan tidak merasa penat dengan saat2 begitu.. Tapi bila fikir2 semula, bahawa Allah tidak memandang rendah dan akan anugerahi pahala dengan apa yang saya lakukan selagi ianya amal2 yang soleh dan bermanfaat unt Islam, saya rasa semangat kembali menyirap dalam diri..

Hari sabtu lalu, setelah menghadiri kenduri kahwin seorang junior, saya berkejar untuk pulang ke rumah.. macam dah jadi tradisi waktu short sem ni untuk balik rumah for every week.. i like it :0 even sahabat saya yang duk di utara nun jauh di sana pun bole balik stiap minggu, why not me? sunyi akan memenuhi ruang hati bila duk senyap2 kat uia time cuti2 ni.. drpd end up with nothing good to do, its better to going home, right? dekat rumah, banyak sangat benda yang boleh buat.. tolong umi dan ayah, tolong revision adik2 which is I have two sisters yang nak amik exam besar tahun ni, main dengan adik2 yang kecik (3 little mujahid), masak2, try resepi baru, dan ayah selalu ajak joging every weekend.. hmm, mmg terisi bila balik rumah..


sempat beriadhah tarbawi di FLORIA '12


Pesan Ayah

Rindu nasihat dari ayah. Ayah banyak beri galakan dan semangat. Ini apa yang saya rasa.Teringat setiap kali nak exam final, antara benda yang tidak pernah saya lupa adalah menelefon ayah untuk mendoakan kejayaan saya. Ya, sudah pasti selepas saya berusaha dan berdoa pada Allah untuk permudahkan segalanya buat saya. Ayah adalah orang penting dalam hidup saya. Dan yang bestnya, ayah walaupun x banyak cakap, tapi tindakannya sangat menyenangkan hati saya. Instinct ayah selalunya bawa kebaikan pada saya. Alhamdulillah Rabbul Alamin. Tapi bila ayah cakap sesuatu, means ada something yang x betul pada kami.. Hari tu balik, ayah jumpa saya dan adik. Ayah tanya kondisi kami, menunjukkan sikap ambil berat yang tidak berbelah bagi.. saya terkesan sangat bila ayah cakap; 


"Ayah sayang anak-anak ayah. Dan ayah selalu mendoakan yang baik-baik untuk anak-anak. Bila ayah nasihat, bukan sebab ayah x sayang, tapi sebab ayah nak kita sama2 duduk dalam syurga sebagai sebuah keluarga di akhirat nanti.. ayah tak nak ada ahli keluarga kita yang terpisah di 'sana'. Allah pun sebut dalam Quran, ‘Wahai orang-orang yang beriman, selamatkanlah dirimu dan keluargamu daripada api neraka..’ Sebab tu kita kena buat baik, buat amal soleh, saling berpesan kepada kebenaran dan kesabaran."

nak pergi mana? kamu pilih!

Ayah cakap bila nak tegur kesalahan seseorang, bukan bermaksud nak mengaibkan diri orang yang ditegur, tapi sebagai satu wadah untuk seseorang melakukan perubahan. Mungkin dalam diri banyak unsur-unsur jahiliyah yang belum dibuang, maka Allah hadirkan seseorang untuk kita perbaiki. Dah nama pun manusia, memang mudah lupa. lagi-lagi dengan hati yang sentiasa berbolak-balik.. lagilah sentiasa perlu diperingat.. teringat ayat Quran dalam surah ad-Dzariyat ayat 55;

  وَذَكِّرۡ فَإِنَّ ٱلذِّكۡرَىٰ تَنفَعُ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ

"Dan tetap tekunlah memberi peringatan, kerana sesungguhnya peringatan itu
 mendatangkan faedah kepada orang-orang yang beriman."

Maka, bersyukurlah bila diberi nasihat. mungkin sedikit merobek dan menghiris hati, tapi sungguh beruntung diri bila ada dalam situasi ni. Ia satu manfaat pada kita. Manfaat tu macam bila kita pergi suatu talk, then ada refreshment. Bagi yang belum makan, ia satu kelebihan sebab dapat jimat duit. hehe.. mostly orang akan fikir camni. tapi sebenarnya ada 2 dalam 1,, selain dapat mengisi ruhi, dapat isi perut juga. Hmm, bukan mudah orang nak datang pada kita, cakap apa yang tak kena pada kita, minta kita ubah apa yang patut. Orang yang nak menegur tu pun sebenarnya banyak nak bersedia, sebab bila dia dah tegur orang lain, maka jatuh tahap WAJIB untuk dia laksanakan apa yang ditegur.  Takut Allah tanya kat akhirat kita buat tak apa yang kita cakap kat orang? Haa,, depan Allah tak ada rahsia lagi.. 

Bila diberi nasihat atau teguran, maksudnya Allah yang tegur kita. Orang yang cakap tegur tu sebagai wasilah yang Allah hadirkan. Mungkin kita selalu sangat alpa, leka dan lalai dari ingat Allah,,, lupa tujuan sebenar penciptaan kita di muka bumi HANYA untuk ubudiyyah pada-Nya. Jadi kena ingat, Allah tak pernah menjauh dari kita, tapi kita yang selalu pergi berlari jauh dari-Nya. membina jarak dari-Nya. Allah dekat sangat dengan kita, Allah sayang kita. Bila diberi-Nya ujian, sebab Allah nak uji...  Allah rindu dengan rintihan dan keluhan dari kita,, Allah nak kita minta pada diri, bukan pada yang selain-Nya. Dan Allah nak kita kembali pada-Nya. Baikkan Allah? Kita selalu lupa pada Allah, tapi tak sedetik pun Allah lupa kan kita. Subhanallah! Mari sama-sama kita mohon keampunan dari Allah.

Akhir Kalam 

Nak jadi baik memang susah. Sapa kata senang? lagi-lagi bila hati dah lama terbiasa hidup dengan perkara yang melalaikan. Berubahlah! satu langkahan yang payah di permulaan, tapi insya Allah berakhir dengan kebahagiaan yang hakiki di penghujung jalan. Jangan fikir apa orang nak cakap, risaulah jika tak sempat diberi peluang untuk menjadi muslim yang terbaik, khuatirlah dengan Allah bila tidak mahu berubah. Takut tak sempat,, jadi sekarang mulakan satu tapak ke hadapan. Biar orang kata, jangan berpaling dan terus melangkah dengan sabar dan kuatkan diri, sebab kita tak mampu nak penuhi semua yang orang hajat. Indeed, pleasing Allah is the easiest! 

 : ya Allah, kuatkan langkahanku menuju redha-Mu :

 Pleasing Allah = Jannah..
 insyaAllah. 
Allah akan beri kekuatan.
Amin.. 

 ~ may Allah bless ~



 

Wednesday, April 11, 2012

Kencangkan Kembali Ukhuwwah kita..

Salam alaik.

Blogwalking, and suddenly found this article ~ about Ukhuwwah Fillah. And I always think that all about ukhuwwah is nice and sweet. Ukhuwwah is VERY important for me, and absolutely for all of you too..

Here, 


 
A--awak, agaknya apa penyakit saya ye. Hari ni saya rasa menyampah dengan perkataan    ukhuwah fillah eela jannah, ana uhibbuki fillah abadan abada,sebab terasa perkataan tu hanya perkataan indah semata-mata tanpa pembuktian yang kukuh.
B--Erm, masalah iman. ukhuwah tu saudara kandung kepada iman. Bila iman di jaga, kita akan sentiasa memberi, walaupun disiakan. Kerana pemberian kita hanya untuk mengharapkan syurga, pahala dan redha Allah. Kayu ukur kepada iman pula? mutabaah amal..samada kita yang tak jaga mutabaah amal atau orang yang ucapkan perkataan tu tak jaga mutabaah amal. Pokonya, lihat diri dulu lah!  *senyum dengan mata yang sepet*


Ukhuwah tu buah iman, jika iman kita sedang jatuh, maka hambarlah ukhuwah kita, jika iman kita meningkat, maka semakin indahlah ukhuwah kita.

Sahabat,
Perkataan ukhuwah fillah till jannah itu perlu dihembuskan dengan penuh keikhlasan.
bila kata ukhuwah fillah till jannah, highlightkan kasih sayang
bila kata uhibbuki fillah lillah, maka perbesarkanlah huruf MEMBERI.

Kasih sayang yang kau highlightkan tu, perlu kau tahu untuk membawanya bersama ke syurga, jangan masuk syurga sorang-sorang. Huruf MEMBERI yang kau perbesarkan, jangan kau kecilkan skopnya. Memberilah dengan apa jua yang kau ada. Dari segi masa, tenaga, harta. Munafiun lighairih, memberi manfaat kepada orang lain.

Bak kata Imam Hasan Al Banna (IHAB) ukhuwah itu cinta dan kasih, dan paling minima cinta dan kasih itu adalah berlapang dada dan maksimanya adalah itsar (mementigkan sahabat lebih dari diri sendiri).

Bagaimana  kita mahu mengambil puncak ukhuwah sedangkan selemah-lemah ukhuwah (berlapang dada)
belum sebati dalam diri kita?

Itulah dia pembuktian cinta yang sebenar-benarnya. Mengambil prinsip seseorang, 'sayang itu bukan dari perkataan, tetapi dari perbuatan. Jadi, tidakkan aku mengata sayang jika tidak mendahulinya dengan perbuatan'.

Jangan berharap mendapat sahabat sekencang Umar Al-Khatab k.w.  jika tidak seikhlas Abu Bakr r.a.

Syeikh abu bakr dari palestine dalam ucapannya baru baru ini menganalogikan ukhuwah yang sangat memberi kesan pada hati kecilku,
"Ukhuwah kita biarlah seperti burung-burung yang terbang dalam formasi 'V'.Saat setiap burung mengepakkan sayapnya, hal itu memberikan “daya dukung” bagi burung yang terbang tepat di belakangnya. Ini terjadi kerana burung yang terbang di belakang tidak perlu bersusah-payah untuk menembus ‘dinding udara’ di depannya. Dengan terbang dalam formasi “V”, seluruh kawanan dapat menempuh jarak terbang 71% lebih jauh daripada kalau setiap burung terbang sendirian."


Note: buat sahabat-sahabat yang muncul dalam hidupku dari dulu, kini dan akan datang,
Aku mohon maaf kerana tidak dapat mengkencangkan ukhuwah kita, mungkin kerana imanku sering kali jatuh dan sangat sukar untuk naik, jadi aku mohon doanya agar imanku tertingkat terus agar ukhuwah kita tidak lagi hambar, dengan itu pergerakan kita akan terus melaju.

Aku sangat sukakan puisi Salim A.Fillah dari bukunya Dalam Dekapan Ukhuwah, Ku baca firman persaudaraan:

Aku makin tahu,
persaudaraan tak perlu dirisaukan karena saat ikatan melemah,
saat keakraban kita merapuh
saat salam terasa menyakitkan,
saat kebersamaan serasa siksaan
saat pemberian bagai bara api,
saat kebaikan justru melukai
aku tahu,
yang rombeng bukan ukhuwah kita
hanya iman-iman kita yang sedang sakit,
atau mengerdil mungkin dua-duanya,
mungkin kau saja tentu terlebih sering,
imanku lah yang compang-camping.
kubaca firman persaudaraan
Sahabatku sayang dan aku makin tahu,
mengapa di kala lain diancamkan;
“para kekasih pada hari itu, sebagian menjadi musuh sebagian yang lain… 
kecuali orang-orang yang bertaqwa”

Aku mahu kita sama-sama menjahit kembali ukhuwah kita, dengan menjahit kembali iman kita. Kerana ukhuwah yang terjadi dengan rasa kasih dan cinta itu sajalah yang memberi nafas kepada kita untuk terus hidup. Kerana itu, Allah, Rasulullah, salafussoleh sangat menekankan dan mewasiatkan tentang pembinaan ukhuwah. memang sukar dan berat sekali wasiat itu, tetapi dengan wasiat itulah yang membawa kita bersama-sama berteman di syurga.

“Sesungguhnya lubang jarum takkan terlalu sempit bagi dua orang yang saling mencintai, adapun bumi takkan cukup luas bagi dua orang yang saling membenci."  -Al-Khalil Ibn Ahmad-dalam dekapan ukhuwah.

Terimalah sahabatmu dengan segala kekurangannya
sebagaimana kebaikan mesti diterima walau kecil wujudnya
terimalah sahabatmu kerana jika ia menyakiti
lain kali ia membahagiakansiapa mencari sahabat tanpa cacat,
 nescaya sepanjang hidupnya tidak mendapat sahabat.

. May Allah bless .